MANAJER
Bayangkan seorang manajer dengan kata-katanya membuat gaduh satu perusahaan. Bukan sembarang kata-kata, melainkan penghinaan nyata terhadap prinsip yang dipegang oleh mayoritas karyawan di perusahaan tersebut.
Walhasil, seluruh karyawan jadi ribut. Sebagian besar bahkan terbelah dan terpaksa demo. Perselisihan sesama karyawan pun merebak. Tak cukup sampai di situ, sampai-sampai perusahaan luar dan vendor turut mengecam manajer tersebut.
Jelas, ini tidak produktif bagi perusahaan. Padahal ini adalah perusahaan berpengalaman puluhan tahun dan terkenal sangat solid selama ini. Semua karyawan tahu, untuk menghadirkan sebuah perusahaan yang solid dan tetap solid selama puluhan tahun, bukanlah perkara yang gampang.
Baca juga >> JUTAWAN 25 RIBU
Sang direktur sempat risau. Lalu bertemulah ia dengan beberapa GM dan sejumlah tokoh masyarakat. Ceritanya, sang direktur meminta pendapat mereka sekaligus menunjukkan bahwa hubungan sang direktur dengan mereka semua baik-baik saja.
Menurut sang direktur, sepertinya diperlukan solusi yang berputar-putar untuk masalah ini. Padahal tidak juga. Seandainya si manajer yang membuat gaduh itu langsung dihukum atau dipecat, maka bereslah akar masalahnya. Tidak perlu perselisihan dan imbas masalah yang berlarut-larut.
Toh, sebelumnya sudah ada manajer juga karyawan-karyawan lain yang memiliki masalah serupa dan langsung dihukum. Entah kenapa, manajer yang satu ini tidak langsung dihukum. Cuma dipanggil dan pembicaraan basa-basi saja.
Ini pelajaran berharga bagi kita. Sekiranya ada masalah, apalagi masalah itu sangat besar, perlu disikapi dengan cepat dan tegas oleh sang pemimpin. Penundaan hanya membuat masalah membesar dan wibawa pemimpin berkurang. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
(Silakan tulisan ini di-share di mana saja. Namun saya tidak mengizinkan tulisan ini dan seluruh tulisan saya muncul di portal-portal berita atau sejenisnya. Kalaupun mau dimunculkan, harus ada izin tertulis dari saya, Ippho Santosa.)
(Sumber : Https://telegram.me/ipphoright)
Posting Komentar untuk "MANAJER"